Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai “silent killer” karena dapat berkembang tanpa gejala namun berisiko memicu serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Banyak orang bertanya-tanya, apakah hipertensi bisa diturunkan secara genetik? Jawabannya: ya, bisa.
Para peneliti telah membuktikan bahwa faktor genetik berperan penting dalam risiko seseorang terkena hipertensi. Jika orang tua atau keluarga dekat menderita hipertensi, kemungkinan besar anak atau keturunannya juga memiliki kecenderungan yang sama. Gen tertentu yang mengatur keseimbangan natrium, hormon, dan fungsi ginjal sering menjadi penyebab dasar dari tekanan darah yang tidak stabil.
Namun, gen bukanlah satu-satunya faktor penentu. Gaya hidup berperan sangat besar. Meski seseorang memiliki risiko genetik tinggi, ia bisa menunda atau bahkan mencegah munculnya hipertensi dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, tidak merokok, dan menghindari stres berlebihan. Sebaliknya, orang tanpa riwayat keluarga bisa tetap terkena hipertensi jika menjalani gaya hidup tidak sehat.
Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan tekanan darah secara rutin bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Langkah link alternatif medusa88 ini membantu deteksi dini dan penanganan lebih cepat jika tekanan darah mulai meningkat.
Jadi, meskipun hipertensi bisa diturunkan secara genetik, kita tetap punya kendali atas kesehatan. Dengan menjalani pola hidup sehat dan memantau tekanan darah secara berkala, kita dapat meminimalkan risiko serta menjaga tubuh tetap bugar dan aktif lebih lama. Kesehatan bukan hanya soal warisan genetik, tapi juga tentang pilihan yang kita ambil setiap hari.